Syukuri Nikmat

Senin, 25 Februari 2013

Membangun Keterampilan Menulis

Bangsa yang besar ialah bangsa yang mampu membudayakan dan membangun keterampilan menulis, sebab salah satu hal yang paling sering kita hindari dalam ruang lingkup keterampilan berbahasa adalah menulis. Menulis kadang mudah kadang sulit. Sebenarnya kesulitan itu bersumber dari dalam diri kita. Ketika apa yang kita pikirkan dalam hidup ini sulit maka prosesnya akan sulit, sedangkan jika kita berpikir dengan mudah maka prosesnya akan terasa mudah. Sebab sulit dan mudah kita yang menciptakan. 

Menulis adalah aktivitas berpikir, yaitu memikirkan rangkaian kata yang akan kita aplikasikan ke dalam tulisan. Menurut D’Angelo (1980:5) menyatakan bahwa menulis adalah belajar berpikir dalam dengan cara tertentu. Menulis dilihat dari segi hakikatnya dapat dibagi atas tiga aspek, yakni (1) menulis sebagai proses berpikir, (2) menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas, (3) menulis sebagai proses berpikir yang terdiri atas serangkaian aktivitas berkaitan erat dengan membaca.
Berikut pemaparan dari ketiga aspek hakikat menulis tersebut.
(1) Menulis sebagai proses berpikir, seperti yang telah diuraikan di atas bahwa menulis adalah aktivitas berpikir. Pengalihan ide atau imajinasi ke dalam rangkaian kata yang memiliki makna dan tujuan untuk disampaikan kepada pembaca. Tulisan yang baik ialah tulisan yang mampu mengubah pikiran pembaca dari yang belum tahu menjadi tahu, pengetahuan dan pengalamannya. Mengapa menulis adalah proses berpikir? Sebab ketika apa yang kita pikirkan tidak baik, maka hasil tulisan pun tidak akan baik, begitu pun sebaliknya. Pikiran lah yang mengatur aktivitas menulis.
(2) Menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas. Karangan atau cerita merupakan hasil dan bukti dari serangkaian aktivitas menulis. Misalnya dalam pembelajaran di sekolah, menulis dikatakan serangkaian aktivitas yaitu ketika siswa diberi kesempatan bimbingan dari guru secara nyata untuk mencapai keterampilan menulis yang diharapkan. Melalui tahapan pramenulis, penyusunan, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi, siswa dapat mengetahui keterbatasannya secara jelas dan akan berupaya untuk meningkatkan kemampuan secara bertahap dan berkesinambungan.
(3) Menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas berkaitan erat dengan membaca. Hasil proses menulis ada karena sebelumnya kita membaca. Menulis dan membaca tidak bisa terpisahkan, ibarat makan dan minum. Jika ada salah satu yang terpisah, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidup kita terutama dalam pemahaman dan pengalihan informasi. Keterampilan membaca menunjang keterampilan menulis. Jika menulis ialah pengalihan informasi atau pesan yang telah kita terima, maka membaca ialah penyerapan (bukan menerima) informasi atau pesan yang akan kita terima. 

Ketiga aspek dalam hakikat menulis tersebut harus kita pahami dan cermati, jika kita berada dalam ranah
keterampilan berbahasa terutama menulis. Sebab tidak ada suatu kegiatan yang pada akhirnya akan menulis
terutama di lingkungan akademik. 

Menulis bukan bakat 

Segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini tak luput dari yang namanya proses. Berbagai fenomena pun ada prosesnya. Contoh yang paling dekat dengan kita ialah di lingkungan sekitar atau fenomena alam. Seekor kupu-kupu yang terbang dengan kibasan sayap indahnya tentu melalui sebuah proses yaitu metamorposis. Sebelum menjadi kupu-kupu dengan bentuk sayap yang indah, terlebih dahulu menjadi seekor ulat berbulu tajam dengan bentuk menggelikan dan buruk rupa. Setelah itu membalut diri dengan kulit keras, menggantungkan diri di ranting-ranting pohon, dan menghabiskan waktu yang begitu lama hingga berminggu-minggu menjadi kepompong. Seiring berjalan waktu, ulat yang menjadi kepompong tersebut akhirnya mengepakkan sayap indahnya, jadilah ia seekor kupu-kupu yang cantik.

Fenomena alam mengajarkan kita bagaimana memahami sebuah proses terutama menjalaninya. Sebab hal yang paling tidak bisa kita hindari adalah sebuah proses. Diam atau bergerak pun bisa merupakan sebuah proses. Proses akan menuntun ke arah perubahan yang lebih baik. Aktivitas menulis merupakan salah satu proses yang mampu membawa kita ke dunia lain dan memperoleh sesuatu yang lain tentunya yang bermanfaat terhadap perkembangan diri. 

Menurut penulis ada dua hal yang mampu membangkitkan jiwa kepenulisan yang ada di dalam diri kita, yaitu keinginan dan konsistensi. Keduanya berpengaruh terhadap alur dan makna yang akan kita terapkan dalam bahan tulisan kita.

Pertama, keinginan. Setiap manusia dibekali dengan pikiran dan hati. Pikiran dan hati akan selaras jika berada dalam situasi dan kondisi yang membuat kita merasa tenang dan nyaman. Jika keduanya tidak selaras maka kehampaan dan kegelisahan lah yang akan menghampiri ruang pemikiran kita. Pikiran dan hati yang tenang disertai situasi serta kondisi yang nyaman merupakan pemicu timbulnya suatu keinginan. Begitu tinggi keinginan kita dalam menulis, maka ide atau gagasan pun akan mudah kita dapatkan. Mudah dalam arti kita merasa tidak terbebani dalam pencarian informasi, pembacaan bahan bacaan, dan pengaplikasian ide/gagasan.

Kedua, konsistensi. Konsistensi ialah ketetapan yang berpusat di dalam diri. Ini ada hubungannya dengan mental atau keadan psikologis seseorang. Setiap orang memiliki sikap konsisten, misalnya jika kita ingin mewujudkan mimpi-mimpi tentu hal pertama kali yang harus kita lakukan ialah berusaha untuk mewujudkannya. Berusaha secara terus menerus merupakan wujud dari sikap konsisten kita. Apalagi jika ingin menjadi seorang penulis, tidak cukup hanya memiliki keinginan saja melainkan harus konsisten. Konsisten dalam hal pencarian informasi dari berbagai sumber, konsisten dalam berlatih menulis, dan konsisten dalam memotivasi diri terhadap apa yang akan menjadi bahan tulisan kita.

Keinginan dan konsistensi merupakan dua hal yang harus tertanam dalam jiwa kita, jika ingin mewujudkan apa yang kita mimpikan. Setelah adanya keinginan, terapkan lah sikap konsisten dalam diri, seperti dalam pepatah bahwa sesuatu yang besar bisa terjadi dan ada karena diawali dari sesuatu yang kecil yang dilakukan secara konsisten.

Sumber :Klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sasranita, S.Pd

Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Tweet Dodi Ibnu Aman

Logo

Logo Armadodi photo logoArmadodi_zps865c7d0c.jpg